Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 20 November, Pemerintah melalui Kementrian PPPA RI (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) menggelar program Sehari Belajar di Luar Kelas secara serentak yang dilaksanakan pada Kamis , 07 November 2019 lalu.
Berhubungan dengan serentaknya kegiatan tersebut, SMAN 10 Malang turut memeriahkan acara mulai pukul 06.45-10.00 WIB dengan kegiatan yang membuat siswa merasa kembali ke masa kecil yang belum mengenal gadget.

Acara di SMAN 10 Malang, diawali dengan penyambutan siswa-siswi pada jam masuk sekolah yang dilakukan oleh Ibu Kepala Sekolah beserta Bapak dan Ibu Guru dengan 3S (Senyum, Salam, Sapa). Dilanjutkan dengan Apel pembukaan yang dipimpin oleh POLTAR (Polisi Taruna) serta Danki (Komandan Kompi).
Pada Apel tersebut seluruh warga sekolah menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya tiga stanza serta pembacaan Deklarasi Sekolah Ramah Anak oleh Kepala Sekolah Ibu Dr. Husnul Chotimah yang diikuti oleh seluruh warga sekolah. Tidak lupa semua siswa menyerukan YEL-YEL SRA (Sekolah Ramah Anak) secara serentak.

Kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah makan bersama makanan sehat yang dibawa dari rumah yang diawali dengan cuci tangan dan berdoa bersama yang dipimpin oleh Bapak Rachmad selaku Guru Agama. Setelah makan tak lupa agar kebersihan tetap terjaga, seluruh siswa kelas X dan XI membersihan lapangan sekolah.
Tiba pada kegiatan yang paling ditunggu-tunggu, permainan yang diawali dengan simulasi Evakuasi Bencana Alam yang diperankan oleh tiga siswa dan siswi kelas X yaitu M. Syafiudin, Namira, dan Vincentius. Kemudian dilanjutkan dengan permainan tradisional seperti, Bentengan dan Lompat Tali yang tentunya disambut antusias oleh seluruh siswa dalam pertandingan.

Kemudian setelah permainan berakhir, acara ini ditutup dengan Apel penutup serta menyanikan Lagu Nasional Maju Tak Gentar. Kemudian siswa kembali ke kelas untuk melanjutkan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) seperti biasa.
“Kalau menurut aku sih, Sekolah Ramah Anak itu kita bisa ngerasa dilindungi kayak di rumah sendiri, bermusyawarah bareng sama guru itu rasannya kayak sama orang tua jadi yauda kayak rumah sendiri “ Ujar Shalma Qawlan salah satu siswi SMAN 10 Malang. (nsw)