Pada hari Sabtu (10/2)  ada yang berbeda di SMAN 10 Malang. Jika biasanya di hari Sabtu diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler, namun hari ini diadakan diklat bagi anggota Palang Merah Remaja (PMR) yang berjumlah 39 orang. Diklat ini dilaksanakan sebanyak dua hari. Pada diklat ini, terdapat berbagai materi dan praktik dari para pemateri yang tidak hanya berasal dari SMA 10 Malang saja, tapi juga berasal dari luar sekolah.

Materi dari BNN

Salah satunya berasal dari Badan Narkotika Nasional (BNN) yang dilaksanakan di Laboratorium Bahasa. Pihak BNN tidak hanya memberikan satu materi saja. Materi yang diberikan cukup beragam. Antara lain, kenakalan remaja, bahaya merokok, dan juga narkoba. Setelah itu dilanjut dengan praktik Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang di bimbing oleh Bu Annisa yang juga pembina dari ekstrakurikuler PMR. Praktik ini bertujuan agar para peserta menjadi mengerti dan paham hal-hal apa saja yang harus dilakukan saat berada di lokasi kecelakaan. Lalu dilanjut dengan ishoma. Setelah ishoma, kembali lagi mendapat materi. Namun, bukan dari BNN, akan tetapi dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tentang kenakalan remaja, kehamilan pranikah, dan hiv/aids. Setelah berbagai materi dari BKKBN dan juga BNN, Bu Annisa kembali mengisi dengan melakukan praktik tentang tandu dan luka bakar. Setelah melakukan praktik, para siswa diminta untuk segera tidur.

Materi P3K

Ada hal yang menarik di diklat kali ini, jika biasanya hanya materi dan praktik saja. Namun kali ini, disisipkan outbond di hari kedua dan.diharapkan dengan adanya kegiatan ini, para anggota PMR menjadi akrab satu sama lainnya. “Kalo menurutku dengan adanya kegiatan ini jadi lebih deket sama anggota yang lain. Jadi dapet banyak pengalaman, seru lah pokoknya,” beber Dista, salah satu anggota diklat PMR. Menurutnya dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi tau apa artinya kebersamaan antar anggota. Menjadi penolong bagi orang lain itu tidaklah mudah, oleh karena itu mereka sangat serius sangat menerima materi dan saat melakukan praktik. Baginya, hal yang didapat saat diklat sangat berguna dapat dilakukan nya di kehidupan sehari-hari. Contohnya saat melihat teman pingsan. Bagi anak PMR, mereka harus sigap dan mengerti apa yang harus dilakukan. Juga dengan adanya banyak pemateri yang berasal dari lingkup yang berbeda namun sama-sama memberikan ilmu yang tentunya sangat berguna.

“Aku harap dengan adanya kegiatan diklat ini, dengan semakin bertambahnya wawasan dan ilmu baru tentang PMR, ini jadi awal buat semua prestasi,” tambahnya. Ia sangat berharap dapat membanggakan nama sekolah melalui ekstrakulikuler PMR.(nra)

Diklat, “Hentakan” Awal Menuju Sukses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *