Jum’at (09/11) telah diselenggarakan Lomba Bercerita Sejarah di Gedung Universitas Wisnuwardhana Malang lantai F2dalam rangka Memperingati Hari Pahlawan, 10 November. Sebelum dilaksanakannya lomba tersebut, seluruh peserta diminta untuk hadir dalam Technical Meeting yang diadakan hari Kamis (08/11), sehari sebelum lomba dilaksanakan. Ada sekitar 18 siswa maupun siswi dari berbagai sekolah yang hadir pada saat Technical Meeting.
“Saya duduk sendiri, di kursi paling depan. ” ujar Feby.
“Saya melihat semua peserta didampingi oleh Bapak/Ibu guru mereka saat Technical Meeting. Saat lombapun juga sama, peserta yang hadir bertambah menjadi 23 peserta, dengan bertemankan Bapak/Ibu guru mereka tentu saja.” tambah Feby menjelaskan.
Tepat pukul 08.00 WIB, Lomba Bercerita Sejarahpun dilaksankan. Feby mendapat nomor undian 5, namun ia dipanggil dengan urutan ke-tiga karena ada dua peserta yang didiskualifikasi.
“Nyali saya hampir surut ketika melihat sekeliling saya. Bagaimana tidak, semua pendamping peserta sibuk mempersiapkan kostum, make up, dan properti anak didiknya, sedangkan saya hanya bisa duduk termangu sambil sesekali melihat teks yang telah saya susun sedemikian rupa. Rasanya ingin pulang saja. Tapi tidak, saya tidak bisa pulang dengan tangan kosong, saya sudah menabung dan mengurus surat dispen demi perlombaan ini, saya ingin setidaknya dapat pulang dengan membawa pengalaman.” tutur Feby penuh sesak setiap kali mengingatnya.
Tepat pukul 13.00 WIB, setelah ishoma, hasil penjurianpun dibacakan, dimulai dari pemenang harapan 3 sampai 1. Feby mulai surut nyali, sebab ia tak mendengar namanya disebut sebagai pemenang juara harapan. Feby tidak bisa berharap lebih sebab dia berfikir bahwa penampilannya akan kalah dibandingkan dengan peserta lain yang tertolong oleh properti dan persiapan matang. Saat juara 3 dibacakan Feby mulai pasrah, sudah tidak mungkin lagi baginya untuk meraih juara.
“Daftar-daftar sendiri, bayar-bayar sendiri, technical meetingpun sendiri, cari kostum, make up, semuanya serba sendiri. Menangispun, saya akan menangis sendiri.” ucap Feby dalam hati, kala itu. Feby bangkit dari kursinya, ia hendak pergi meninggalkan ruangan tersebut saat MC membacakan peserta yang meraih juara 2. Disebutlah oleh MC tersebut,
“Juara 2 diraih oleh nomor urut 5” Tepuk tangan seluruh hadirin begitu membahana, semua orang berdiri, memandang ke arah Feby. Feby tersadar, semua orang menghafal nomor yang dikenakan oleh Feby. Feby masih bisa mendengar tepuk tangan meriah yang bahkan tak semeriah tepuk tangan yang dipersembahkan untuk peserta yang meraih Juara 1. Feby beranjak menuju podium, didapatinya jabat tangan, sanjungan, dan pelukan.(feby)