(9/11) Seluruh Guru Bahasa Jepang di Kota Malang dan Kota Batu mengikuti acara Nihongo Camp di Villa Hollanda Batu. Acara yang dihadiri 5 perwakilan siswa di setiap sekolah berjalan cukup lancar. Dimulai dari jam 09.00 yaitu apel pembukaan, serta pengenalan setiap siswa. Setelah itu, terdapat pembagian kelompok yang setiap kelompoknya berisikan 7 orang dan didampingi oleh 1 Nihonggo partner dan 1 guru bahasa jepang yang telah diacak tiap sekolah.
Acara pertama yaitu games bisik-bisik tetangga menggunakan Bahasa Jepang. Di dalam ruangan tersebut, seluruh peserta dilarang menggunakan Bahasa Indonesia, kecuali jika keadaan terpaksa siswa boleh mengacungkan pertanyaan kepada guru pembimbing. Setelah games tersebut selesai, kami melaksanakan ISHOMA dan pembagian kamar untuk beristirahat. Setiap kamar berisikan 5 orang siswa dan tidak ada yang saling kenal. Tujuan dari diadakannya acara tersebut adalah agar siswa dapat berinteraksi dengan siswa sekolah lain dan dapat menambah pengalaman.
Setelah ISHOMA, kami diberi tugas untuk mengarang lagu Indonesia yang liriknya diganti oleh bahasa Jepang. Jika sudah selesai, setiap kelompok tampil ke depan dan pemenang akan diberi hadiah. Setelah itu, kami menonton film Jepang tentang romansa siswa SMA di Jepang. Waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB, kami dipersilahkan untuk memasuki kamar dan istirahat.
Keesokan harinya, kami bangun pukul 05.00 WIB, setelah membersihkan diri kami melaksanakan senam selama 15 menit. Kemudian, kami diperkenankan berjalan-jalan disekitar villa untuk menikmati udara segar. Pukul 07.00 WIB kami sarapan dan mandi. Waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB, kami melaksanakan Soran Dansu. Soran Dansu adalah tarian tradisional Jepang saat tahun baru dalam sebuah festival dengan menggunakan baju hapi. Baju hapi adalah baju khas masyarakat Jepang.
Setelah melaksanakan Soran Dansu, kami menggunakan yukata. Yukata adalah baku tradisional Jepang, di Indonesia sering dibilang sebagai kebaya. Namun perbedaannya yukata hanya selembar kain yang bermotif bunga dengan ikat pinggang sebuah pita. Acara berjalan lancar dan dilanjutkan dengan budaya Jepang lainnya, seperti sodou (kaligrafi Jepang), sugoroku(ular tangga), fukuwarai(susun wajah dengan menutup mata) dan hanezuki(bulu tangkis namun dengan raket seperti tlenan). Waktu menunjukkan pukul 11.30 WIB untuk acara penutupan, kami membuat Nengajou (kartu tahun baru) yang berisi tentang pesan dan kesan selama mengikuti kegiatan Nihonggo Camp. Setelah itu, kami melaksanakan apel penutupan dan acara berakhir dengan pembagian souvenir.(ear)